Senin, 15 September 2008

Mr.Smoke

Nama umum
Indonesia: Sere



Klasifikasi


Kingdom : Plantae (tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (berpembuluh)
Superdivisio : Spermatophyta (menghasilkan biji)
Divisio : Magnoliophyta (berbunga)
Kelas : Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
Sub-kelas : Commelinidae
Ordo : Poales
Familia : Poaceae (suku rumput-rumputan)
Genus : Andropogon
Spesies : Andropogon nardus L.


Cymbopogon citratus

Tanaman sereh

Cymbopogon citratus dikenal dengan nama tanaman sereh. Sereh merupakan sejenis tanaman dari keluarga rumput yang rimbun dan berumpun besar serta mempunyai aroma yang kuat dan wangi. Sereh juga merupakan tanaman tahunan yang hidup secara meliar. Tanaman ini dapat mencapai ketinggian sampai 1,2 meter.

Tanaman Cymbopogon citratus ini kadang juga disebut sebagai lemon grass, lemongrass, barbed wire grass, silky heads, citronella grass ataupun fever grass.

Kingdom : Plantae

Subkingdom : Tracheobionta

Superdivision : Spermatophyta

Division : Magnoliophyta

Class : Liliopsida

Subclass : Commelinidae

Order : Cyperales

Family : Poaceae

Genus : Cymbopogon Spreng.

Species : Cymbopogon citrates (DC. ex Nees)Stapf


Lokasi

Ada kemungkinan Malaysia dan Sri Langka merupakan tempat asal jenis tanaman ini. Karena kerabat yang tumbuh liar belum pernah dijumpai, maka tempat asalnya belum dapat ditentukan secara tepat. Sekarang jenis ini telah tersebar di daerah-daerah tropik lainnya dan ditanam untuk minyaknya, terutama di negara-negara Guatemala, Brazil, Hindia Barat, Indo Cina, Kongo, Republik Malagasy dan Tanzania. Dalam setahun 1 hektar tanah dapat meng-hasilkan rata-rata 30 ton, daun sereh yang dapat di-suling untuk diambil minyak serehnya sebanyak 45 - 80 kg. Tanaman sereh dapat ditanam di pekarangan rumah atau di tegalan. Perawatan hampir tidak di-perlukan. Tanaman ini dapat dipanen setelah berumur 4 - 8 bulan. Panen dapat dilakukan dengan cara memotong rumpun dekat tanah, setiap 3 - 4 bulan sampai tanaman berumur 4 tahun.


Kegunaan

Disebabkan bau lemonnya yang kuat, minyaknya digunakan secara meluas dalam wangian sabun, pembersih detergen dan barang-barang lain, seta kosmetik. Minyak Serai juga digunakan untuk mengubati kembung (flatulence), pergerakkan usus yang tidak tetap dan rangsangan gastrik, serta baik untuk merawat reumatisme dan salah urat.

Serai juga digunakan dalam rawatan aromaterapi. Minyak pati yang diekstrak dari serai juga digunakan sebagai pewangi untuk kosmetik, sampo dan sabun. Serai mengandungi kandungan sitral sebanyak lebih kurang 65 % hingga 85 %.

Redakan sakit perut, sengal

UNTUK kegunaan tradisional, serai digunakan bagi membantu meredakan pelbagai jenis penyakit seperti sakit kepala, sengal-sengal (rheumatism), sakit perut dan masalah membuang air kecil. Untuk mengubati sakit kepala dan sengal-sengal, daun serai haruslah ditumbuk lumat dan diletakkan di dahi (bagi sakit kepala) atau bahagian tubuh yang terasa sengal. Sedangkan untuk sakit perut dan masalah membuang air kecil, daun dan akar serai haruslah direbus dan diminum air rebusan tersebut. Selain itu, batang serai juga digunakan untuk menambahkan keharuman di dalam makanan.

Aroma air mandian
AKAR serai juga boleh digunakan sebagai pewangi di dalam sampo dan minyak wangi, dan juga digunakan di dalam air mandian bagi menyegarkan tubuh badan.

Berikut secara lengkap disebutkan kegunaan masing-masing bagian dari tanaman serai:
1. Daun

· Mencuci bau hanyir pada daging

· Daun serai yang dibalut dengan besi atau batu panas digunakan untuk tuaman dan bertungku pada kawasan urat saraf yang lemah, penyakit bisa otot-otot, sendi, mengecutkan rahim yang bengkak, memecahkan lendir, darah dan angin.

· Daun serai dan jintan hitam digiling untuk di jadikan ‘paste’ untuk ditempel di dahi untuk melegakan sakit kepala. Campuran pada rempah ratus untuk di jadikan ‘paste’ bagi merawat bengkak-bengkak sendi dan otot.

· Air rebusan daun serai digunakan untuk air mandian

2. Akar dan batang

· Membantu mengobati masalah sakit perut dan memecahkan gumpalan angin serta melepaskan angin melalui dubur (kentut) dan mulut (sendawa).

· Dapat membantu mengimbangkan kestabilan hormon.

· Menambah aroma hidangan serta membantu meringankan keadaan keracunan pemakanan.

· Campuran dengan rempah ratus mempunyai khasiat untuk kesehatan dalam tubuh

· Membantu melawaskan dan melancarkan pembuangan air kecil

3. Minyak Serai

· Kosmetik.

· Minyak angin berobat.

· Pencegah nyamuk dan gigitan bisa.

· Minyak wangi, sampo.

Morfologi

1. Akar

Tanaman sereh memiliki akar yang besar. Akarnya merupakan jenis akar serabut yang berimpang pendek

2. Batang

Batang tanaman sereh bergerombol dan berumbi, serta lunak dan berongga. Isi batangnya merupakan pelepah umbi untuk pucuk dan berwarna putih kekuningan. Tanaman sereh memiliki batang yang berwarna putih. Namun ada juga yang berwarna putih keunguan atau kemerahan. Selain itu, batang tanaman sereh juga bersifat kaku dan mudah patah. Batang tanaman ini tumbuh tegak lurus di atas tanah.

3. Daun

Daun tanaman sereh berwarna hijau dan tidak bertangkai. Daunnya kesat, panjang, dan runcing, hampir menyerupai daun lalang. Selain itu, daun tanaman ini memiliki bentuk seperti pita yang makin ke ujung makin runcing dan berbau citrus ketika daunnya diremas. Daunnya juga memiliki tepi yang kasar dan tajam. Tulang daun tanaman sereh tersusun sejajar. Letak daun pada batang tersebar. Panjang daunnya sekitar 50-100 cm, sedangkan lebarnya kira-kira 2 cm. Daging daun tipis, serta pada permukaan dan bagian bawah daunnya berbulu halus.

4. Bunga

Tanaman sereh jenis ini jarang sekali memiliki bunga. Kalaupun ada, pada umumnya bunganya tidak memiliki mahkota dan mengandung bulir.

5. Buah

Tanaman sereh jenis Cymbopogon citratus jarang sekali atau bahkan tidak memiliki buah.

6. Biji

Tanaman sereh jenis Cymbopogon citratus juga jarang sekali memiliki biji.


ANATOMI

1. Akar

Susunan umum dari akar Cymbopogon citratus dari bagian luar ke dalam adalah epidermis, korteks, selapis sel endodermis, dan stele akar, yang terdiri atas xilem dan floem. Karena merupakan tumbuhan monokotil maka xilemnya tidak berkembang hingga ke tengah-tengah lingkaran pusat akar sehingga pada lingkaran pusat dijumpai adanya parenkim empulur. Selain itu, pada akar juga terdapat jaringan meristem apikal yang selalu membelah diri. Epidermis akar terdiri dari selapis sel yang tersusun rapat dan berdinding tipis serta memiliki rambut akar yang berfungsi untuk memperluas bidang penyerapan. Korteks akar tersusun dari beragam sel yang membentuk beberapa lapisan, berdinding tipis, dan mempunyai banyak ruang antarsel untuk petukaran gas. Pada korteks terdapat parenkim, kolenkim, dan sklerenkim. Lapisan endodermis akar berupa sebaris sel-sel yang tersusun rapat tanpa ruang antarsel dan merupakan pemisah yang jelas antara korteks dan stele karena susunan dan bentuk selnya khas, berbeda dengan lapisan lainnya. Pada stele terdapat berkas pengangkut, yaitu xilem dan floem yang berselang-seling membentuk lingkaran.

2. Batang

Susunan umum dari batang Cymbopogon citratus dari bagian luar ke dalam adalah epidermis batang, jaringan korteks, berkas pengangkut, dan empulur batang. Karena batangnya adalah batang monokotil (tidak berkayu), jaringan pengangkutnya tesusun dalam berkas-berkas dan tersebar di seluruh permukaan batang. Di antara berkas-berkas perngangkut tersebut dikelilingi oleh jaringan parenkim. Pada daerah parenkim korteks terdapat sel dan kelenjar minyak yang bisa digunakan untuk produksi minyak, yaitu minyak atsiri. Sebagian besar sel epidermis berasal dari sel-sel utama yang mengandung serat/fiber seperti sel epidermis. Sel-sel epidermis ini tersusun teratur secara paralel. Jaringan epidermis batang tersusun oleh selapis sel yang tersusun rapat, tanpa ruang antar sel. Korteks batang tersusun oleh sel-sel parenkim yang berdinding tipis dan letaknya tidak teratur. Selain parenkim, juga terdapat kolenkim dan sklerenkim. Di dalam stele terdapat sel parenkim dan berkas pengangkut berupa xilem dan floem. Berkas pengangkut letaknya tersebar tidak teratur, di mana masing-masing berkas pengangkut ini terbungkus oleh sarung berkas pengangkut.

3. Daun

Susunan umum dari daun Cymbopogon citratus dari atas ke bawah adalah epidermis atas, mesofil, berkas pengangkut, dan epidermis bawah. Pada sayatan melintang melalui tulang daun tampak epidermis atas terdiri dari satu lapis sel yang berbentuk agak bulat dengan ukuran yang tidak selalu sama dan mempunyai rambut penutup. Epidermis bawah terdiri dari sel serupa epidermis atas hanya lebih kecil. Stomata terdapat di kedua permukaan. Mesofil terdiri dari sel-sel parenkim yang tersusun renggang dan berisi tetes-tetes minyak. Sel-sel mesofil pada berkas pengangkut lebih besar, kloroplasnya lebih sedikit, dan dindingnya lebih tebal. Berkas pengangkut terdapat pada tulang daun. Tipe berkas pengangkut ini sama dengan tipe berkas pengangkut pada batang. Jaringan kolenkim tersebar di antara parenkim, selanjutnya terdapat xilem dan floem dari berkas pembuluh tipe kolateral.

4. Bunga, buah, dan buah

Cymbopogon citratus sangat jarang berbunga sehingga juga sangat jarang menghasilkan buah, bahkan biji. Karena itu, struktur anatomi dari bunga, buah, dan bijinya ini juga tidak diketahui. Karena sangat jarang berbunga dan menghasilkan biji maka tanaman ini pada umumnya direproduksi dengan akar, tidak dengan biji.


FISIOLOGI

1. Fotosintesis

Tanaman ini memiliki pigmen fotosintetik yaitu klorofil sehingga dapat melakukan proses fotosintesis. Tanaman sereh termasuk tanaman C4 jika dilihat dari proses fotosintesis yang dilakukannya, di mana tumbuhan C4 adalah tumbuhan yang dalam proses fotosintesisnya mendahului siklus Calvin dengan fiksasi karbon cara lain yang membentuk senyawa berkarbon empat sebagai produk pertamanya.

Tumbuhan C4 memiliki dua jenis sel fotosintetik yang jelas berbeda, yaitu sel seludang berkas pembuluh dan sel mesofil. Sel seludang berkas pembuluh disusun menjadi kemasan yang sangat padat di sekitar berkas pembuluh. Di antara seludang berkas pembuluh dan permukaan daun terdapat sel mesofil yang disusun lebih longgar. Siklus Calvin terbatas pada kloroplas seludang berkas pembuluh. Akan tetapi, siklus ini didahului oleh masuknya CO2 ke dalam senyawa organik dalam mesofil. Langkah pertama ialah penambahan CO2 pada fosfoenolpiruvat (PEP) untuk membentuk produk berkarbon empat, yaitu oksaloasetat. Enzim PEP karboksilase menambahkan CO2 pada PEP. Dibandingkan dengan rubisko, PEP karboksilase memiliki afinitas yang jauh lebih tinggi terhadap CO2. Oleh sebab itu, PEP karboksilase dapat memfiksasi CO2 secara efisien ketika rubisko tidak dapat melakukannya, yakni ketika hari panas dan kering dan stomata tertutup sebagian, menyebakan konsentrasi CO2 dalam daun berkurang dan konsentrasi O2 meningkat. Setelah CO2 difiksasi, sel mesofil mengirim keluar produk berkarbon empatnya ke sel seludang berkas pembuluh melalui plasmodesmata. Dalam sel seludang berkas pembuluh, senyawa berkarbon empat melepaskan CO2 yang diasimilasi ulang ke dalam materi organik oleh rubisko dan siklus Calvin. Akibatnya, sel mesofil akan memompa CO2 ke dalam seludang berkas pembuluh, mempertahankan konsentrasi CO2 dalam sel seludang berkas pembuluh cukup tinggi agar rubisko dapat menerima karbon dioksida, bukan oksigen. Dengan cara ini, fotosintesis akan meminimumkan fotorespirasi dan meningkatkan produksi gula .

Adaptasi ini sangat bermanfaat dalam daerah panas dengan cahaya matahari yang banyak, dan di lingkungan seperti inilah sekarang tanaman ini tumbuh subur.

Faktor-faktor yang mempengaruhi proses fotosintesis adalah suhu, intensitas cahaya dan konsentrasi CO2. Semakin besar faktor-faktor tersebut membawa akibat semakin besarnya laju fotosintesis.

2. Respirasi

Seperti pada tanaman lain, tanaman sereh juga melakukan proses respirasi dengan tujuan untuk mendapatkan energi dari bahan-bahan organik melalui proses pemecahan gula yang disebut dengan proses glikolisis. Senyawa gula pada tanaman ini didapatkan melalui proses fotosintesis. Gula dari hasil fotosintesis ini akan mengalami glikolisis di sitosol, siklus Krebs di matriks mitokondria, dan transpor elektron di mitokondria. Pada tahap glikolisis, gula (glukosa) akan dioksidasi menjadi piruvat, yang kemudian masuk ke dalam mitokondria dan diubah menjadi asetil coA, dan dikeluarkan serta dilepas sebagai CO2. Sedangkan membran dalam mitokondria mengkopel transpor elektron dengan sintesis ATP.

Reaksi respirasi termasuk dalam reaksi katabolisme yang memecah molekul-molekkul gula menjadi molekul-molekul anorganik berupa CO2 dan H2O.

Faktor-faktor yang mempengaruhi laju respirasi meliputi ketersediaan jumlah dan jenis substrat, ketersediaan O2 sebagai sumber energi yang akan digunakan oleh mitokondria dalam lintasan elektron untuk membentuk ATP, seta suhu.







PUSTAKA

Anonim, 1989, Materia Medika Indonesia, 177-179, Depkes RI, Jakarta

Campbell, Neil A., 2000, Biologi edisi kelima jilid 1, 197, Erlangga, Jakarta

Fahn, A., 1998, Anatomi Tumbuhan edisi ketiga, 309-441, Gadjah Mada University,Yogyakarta

http://biotech.tipo.gov.tw/plantjpg/1/Cymbopogon%20citratus.jpg

http://en.wikipedia.org/wiki/Cymbopogon










http://www.plantamor.com/spcdtail.php?recid=100&popname=Sere






























http://www.atsiri-indonesia.com/tanaman.php?id_news=8&detail_news=1&desk_news=deskripsi

tanaman_atsiri

  • Nama Tanaman : Sereh Wangi
    Nama Latin : Cymbopogon citrates
    Sumber Minyak : Daun


    Deskripsi Tanaman:
    Tanaman sereh termasuk golongan rumput-rumputan yang disebut Andropogon nardus atau Cymbogob nardus. Genus Cympogon meliputi hamper 80 species, tetapi hanya beberapa jenis yang menghasilkan minya astiri yang mempunyai arti ekonomi dalam perdagangan. Diantara species yang terpenting adalah Cympogon nardus atau lemabatu dari Ceylon dan Cympogon winterianus atau mahapengiri dari Jawa, yang masing-masing sumber minyak sereh wangi di Ceylon dan Jawa. Klasifikasi botani dari tanaman sereh wangi sebaia berikut:

    Divisio : Anthophyta

    Phylum : Angiospermae

    Kias : Monocotyledonae

    Famili : Graminae

    Genus : Cymbopogon

    Species : Cympogon nardus



    Tanaman sereh wangi yang diusahakan di Indonesia terdiri dari 2 jenis yaitu lemabatu dan mahpengiri. Jenis maha pengiri mempunyai cirri-ciri sebagai berikut: daunnya lebih luas dan pendek, disamping itu menghasilkan minyak dengan kadar sitronellal dan geraniol yang tinggi. Sedangkan jenis lemabatu menghasilkan dengan kadar sitronellal dan genariol yang lebih rendah. Di Indonesia tanaman sereh terutama banyak tumbuh di daerah Tasikmalaya, Bandung, Palembang, Padang, Ujungpandang dan Solo. Jenis mahapengiri banyak ditanam di Formosi Malaya, Birma, Suriname dan Kamerun, Amerika Tengah, Guatemala, Henduras dan Pulau Haiti.

    Cara penanaman bibit sereh


    Kultur teknis tanaman sereh tidak banyak memerlukan persyaratan. Jenis lemabatu dapat ditanam di tanah yang tandus atau kurang subur. Lain halnya dengan jenis mahapengiri yang memerlukan perawatan yang baik dan tanah yang lebih subur Sereh jenis lembatu biasanya tumbuh lebih tegak sedangkan mahapengiri tumbuh dengan daun merumbai kebawah. Pertumbuhan serah dipengaruhi oleh beberapa factor antara lain: kesuburan tanah, ketinggian tanah dan iklim. Tanah subur di lereng-lereng gunung (daerah pegunungan) dengan curah hujan turun secara teratur merupakan tanah yang paling sesuai untuk tanaman sereh. Tanaman sereh dapet berfungsi untuk mencegah erosi tanah yang disebabkan oleh air hujan.


    Tanah yang liat dan selalu tegenang air merupakan tanah yang tidak sesuai untuk tanaman sereh. Oleh karena itu tanah yang akan ditanami sereh wangi harus dibersihkan dari tanah liat, alang-alang, rumput teki dan rumput lain yang sejenis. Tanaman sereh juga dapat ditanam di antara tanaman lain seperti nanas dan papaya.



    Sereh dapat ditanam dengan cara stek, yang bibitnya dipilih dari rumput sereh yang sudah tua. Stek tersebut kemudian ditanam yang dalam lubang yang berbentuk segitiga dan satu sama lain berjarak 10 cm; sedangkan jarak antara kelompok yang satu dengan yang lain kurang lebih satu meter (lihat gambar).



    Bibit sereh wangi dapat juga berasal dari sobekan rumput yang masih mengandung akar. Bibit yang digunakan sebaiknya masih muda dan kemudian ditanam di atas tanah dengan kedalaman kurang lebih 20 cm. Bagian bawah ditimbun kurang labih 10 cm sedang sisa di atas tanah kurang labih 6 cm. Bibit ditanam dengan jarak 90 x 90 cm di tempat yang tanahnya subur, atau dengan jarak 75 x 75 cm di tanah yang kurang subur. Penanaman sereh harus dilakukan pada permulaan musim hujan, yaitu sekitar bulan Desember – Januari.


    Tanaha untuk perkebunan sereh harus bersih dan bebas dari rumput-rumput liar karena dapat menghambat pertumbuhan tanaman sereh dan kesuburan tanah itu sendiri. Disamping itu rumpun sereh wangi dapat diserang oleh jamur atau cendawan parasit. Cendawan ini dapat memasuki jaringan pelepah tanaman sereh yang akhirnya data mempengaruhi bagian daun yang dapat menghasilkan miny

























http://hendromuntarjo.wordpress.com/2008/01/17/pengendalian-hama-tikus/

Pengendalian hama tikus

Tikus merupakan hama penting yang menimbulkan kerugian bagi tanaman pertanian baik dilapangan maupun hasil pertanian dalam penyimpanan. Jenis tanaman yang sering mendapat serangan hama tikus adalah padi, jagung, kedelai, kacang tanah dan ubi-ubian.Jenis tikus yang banyak menimbulkan kerugian adalah Rattus Argentiventer (tikus sawah) dan Rattus diardi yang menimbulkan kerusakan hasil dalam simpanan.

Perkembangbiakan tikus sangat cepat, umur 1,5 - 5 bulan sudah dapat berkembangbiak, setelah hamil 21 hari, setiap ekor dapat melahirkan 6-8 ekor anak, 21 hari kemudian pisah dari induknya dan setiap tahun seekor tikus dapat melahirkan 4 kali.

Tikus suka hidup ditempat gelap yang bersemak-semak dari banyak rerumputan didekat sumber makanan.

/B

Dalam pengendalian hama tikus kita menganut konsep pengendalian hama terpadu yaitu sistem pengendalian populasi yang memanfaatkan secara terpadu untuk menurunkan populasi dan mempertahankannya dibawah batas ambang ekonomi.

Untuk memperoleh hasil yang baik dalam pengendalian hama tikus perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:

  • Perlu pengorganisasian yang baik
  • Meliputi daerah yang luas
  • Dilaksanakan secara massal
  • Serentak
  • Berulangkali dilakukan sampai populasi dibawah batas yang menyebabkan kerugian ekonomis
  • Perlu disesuaikan dengan keadaan serangan dan phase pertumbuhan tanamanCara-cara yang dilaksanakan dalam PENGENDALIAN HAMA TIKUS
  • Sanitasi Tanaman dan Lingkungan yaitu membersihkan semak-semak dan rerumputan, membongkar liang dan sarang serta tempat perlindungan lainnya.
  • Mekanis
    Meliputi semua cara pengendalian yang secara langsung membunuh tikus dengan pukulan, diburu anjing, menggunakan perangkap dsb.
    Cara ini akan berhasil bila diorganisir dengan baik dan dilakasanakan serentak, sebagai contoh adalah pemasangan perangkap dengan menggunakan bambu dengan panjang antar 1,5 - 2 meter yang salah satu ujungnya dibiarkan tertutup dan ujung lainnya dilubangi.
    Pemasangan dilakukan sore hari ditempat yang biasa dilalui tikus didekat pamatang diharapkan tikus akan masuk lubang dan sembunyi, dan pagi diambil dengan terlebih dahulu ujung yang terbuka dimasukkan karung/plastik, kemudian tikus yang ada dibunuh.
  • Mengatur waktu tanam
    Dengan mengatur waktu tanam, maka waktu tersedianya makanan yang disukai tikus terbatas.
  • Pengendalian Biologis
    Dengan memanfaatkan musuh alami (predator) yang menghambat populasi tikus seperti ular, kucing dll.
  • Penggunaan bahan kimia
    Bahan kimia yang digunakan biasanya adalah Rodentisida seperti Klerat RM dll yang ada dipasaran dan gas beracun (belerang).
    Rodentisida digunakan dengan umpan yang disukai tikus seperti: beras, jagung, ubi kayu dn ubi jalar. Umpan beracun ada 2 jenis, yaitu yang siap pakai seperti; Klerat RM dan Umpan yang dibuat sendiri (umpan + Zink Phosfit).Racun yang dipakai juga ada 2 jenis yaitu:
  • Racun akut yang bekerja cepat, tikus mati 3-14 jam sesudah peracunan, namun dapat menimbulkan jera umpan, contoh zink phosfit. Perbandingan umpan dan racun 99:1
    Dosis penggunaan 10-20 gram umpan/raun per tempat umpan
  • Racun kronis yang bekerjanya lambat, namun tidak menimbulkan jera umpan. Tikus akan mati 2 -14 hari setelah peracunan. Perbandingan umpan racun 19:1.
    Contoh: Klerat RM dosis penggunaan 10-40 per tempat umpan.
    Untuk melindungi umpan dari hujan dan tidak termakan hewan ternak, perlu digunakan tempat umpan yang diletakkan ditepi pematang dekat liang tikus dengan jarak masing-masing tempat 25 meter, dan masing-masing tempat diberi 10-20 gram umpan.
  • Penggunaan gas beracun
    Penggunaan gas beracun akan efektif bila padi dalam stadium bunting dengan menggunakan dioksida belerang yang dihasilkan dengan membakar merang yang telah diberi serbuk belerang didalam alat emposan.
    Asap dan gas yang keluar dihembuskan kedlam liang tikus pada pematang sawah. Sebelumnya lubang-lubang keluar ditutup terlebih dahulu.
    Jadi dengan pengendalian hama tikus melalui berbagai cara yang dilaksanakan secara terpadu, ini diharapkan dapat menekan populasi tikus dilapangan dibawah ambang batas ekonomi yang tidak merugikan bagi petani.


  • http://www.lumajang.go.id/info_lihat.php?id=418
    29 Januari 2008
    Puluhan Hektar Padi Di serang Hama Tikus<>

    [Lumajang.go.id] Serangan hama tikus di wilayah Kabupaten Lumajang sampai saat ini masih sangat memprihatinkan, karena serangannya membabi buta, sehingga dikhawatirkan akan bisa menggagal panen padi oleh para petani, penyebab utama ganasnya serangkaian hama tikus ini adalah kurang terpadunya para kelompok tani dalam memerangi hama tikus ini, akibatnya jumlah tikus semakin hari semakin bertambah banyak.

    Menurut Kepala Dinas Pertanian Lumajang Ir. Mahmud Hadi, bahwa ada tida hal dalam memerangi hama tikus ini, pertama dalam memeranginya yaitu harus terpadu, dalam artian setiap elemen masyarakat baik petani maupun diluar petani yang punya kepentingan dalam pertanian harus bersama-sama, kedua pengendaliannya harus terus menerus tidak boleh sepotong-potong sampai hama tikus betul-betul habis, dan ketiga petani tidak boleh hanya menjalankan pengalaman yang ada dalam melakukan pengendalian hama tikus ini. (inset) ……………

    Sebab kata Ir. Mahmud Hadi perkembang biakan hama tikus luar biasa, seperti dalam tiga musim saja tikus bisa berkembang biak tiga kali, padahal satu tikus saja dalam waktu tiga musim perkembangannya bisa mencapai 100 ekor, kalau sampai dibiarkan terus tanpa ada pengendlian bersama-sama maka jumlahnya dalam tiga musim akan luar biasa banyaknya.

    Cara yang tepat dalam sistim pengendalian hama tikus ini kata Mahmud Hadi, pengendalian pertama yaitu sewaktu umur padi masih belum dewasa, dan dilakukan sanitasi atau pembersihan rumput-rumput yang ada disetiap pematang yang biasa di gunakan sarang tikus, dan ketiga adalah harus dilaksanakan pola tanam yang benar, hal ini di maksudkan agar siklus makanan ini bisa terputus. Dan alternatif terakhir dalam pengendalian hama tiku ini dengan menggunakan bahan-bahan kimia, agar hama tikus ini bisa cepat terbunuh dan tidak berkembang biak lagi.

    Ir. Mahmud Hadi sendiri berharap, agar setiap Kepala Desa bisa memfasilitasi dalam pengendalian hama tikus, termasuk dalam mendanai dalam pengendalian hama tikus yang ada di desanya, kalau sampai setiap Kepala Desa bisa dan mau menfasilitasi, maka niscaya program pengendalian hama tikus yang dilakukan oleh Dinas Pertanian ini akan bisa berhasil dengan baik.dan bisa lebih tuntas dalam pengendaliannya.(Inset)…..

    Menurut Mahmud Hadi, bahwa daerah serangan tikus yang paling parah adalah di Desa Mojosari Kecamatan Sumbersuko, yang besar serangannya mencapai 8 sampai 10 hektar padi, jalan penyeselesaian terbaik soal pengendalian hama tikus ini semuanya berada ditangan petani itu sendiri .


    http://id.wikipedia.org/wiki/Tikus_got

    Tikus got

    Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

    Langsung ke: navigasi, cari
    Tikus got

    Status konservasi
    Klasifikasi ilmiah
    Kerajaan: Animalia
    Filum: Chordata
    Kelas: Mammalia
    Ordo: Rodentia
    Famili: Muridae
    Subfamili: Murinae
    Genus: Rattus
    Spesies: R. norvegicus
    Nama binomial
    Rattus norvegicus
    (Berkenhout, 1769)
    Sebaran tikus got
    Sebaran tikus got

    Tikus got, tikus coklat, tikus rumah besar atau tikus laboratorium (Rattus norvegicus) adalah salah satu spesies tikus yang paling umum dijumpai di perkotaan. Hasil seleksi terhadap hewan ini banyak digunakan sebagai hewan percobaan (dikenal sebagai tikus putih) dan sebagai hewan peliharaan (dengan warna bervariasi).




    http://id.wikipedia.org/wiki/Tikus

    Tikus

    Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

    Langsung ke: navigasi, cari
    Tikus
    Rentang fosil: Miosen Akhir - Sekarang
    Mencit Mus musculus
    Klasifikasi ilmiah
    Kerajaan: Animalia
    Filum: Chordata
    Kelas: Mammalia
    Ordo: Rodentia
    Superfamili: Muroidea
    Famili: Muridae
    Linnaeus, 1758

    Tikus adalah mamalia yang termasuk dalam suku Muridae. Spesies tikus yang paling dikenal adalah mencit (Mus spp.) serta tikus got (Rattus norvegicus) yang ditemukan hampir di semua negara dan merupakan suatu organisme model yang penting dalam biologi; juga merupakan hewan peliharaan yang populer.

    [sunting] Jenis-jenis penting

    Celurut (shrew), yang sering disebut sebagai "tikus", sesungguhnya bukanlah termasuk golongan hewan pengerat, melainkan hewan pemangsa serangga (Insectivora).


    http://id.wikipedia.org/wiki/Tikus_sawah


    Tikus sawah

    Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

    Langsung ke: navigasi, cari
    Tikus sawah

    Status konservasi
    Klasifikasi ilmiah
    Kerajaan: Animalia
    Filum: Chordata
    Kelas: Mammalia
    Ordo: Rodentia
    Famili: Muridae
    Subfamili: Murinae
    Genus: Rattus
    Spesies: R. argentiventer
    Nama binomial
    Rattus argentiventer
    (Robinson & Kloss, 1916)

    Tikus sawah, Rattus argentiventer, adalah tikus yang mudah dijumpai di pedesaan dan perkotaan di penjuru Asia Tenggara.

    Daftar isi

    [sembunyikan]

    [sunting] Pemerian dan taksonomi

    Tikus berukuran sedang (cenderung lebih kecil daripada tikus got, dengan panjang 30-40cm (termasuk ekor). Warna rambut coklat kekuningan. Perutnya berambut kelabu dengan tepi putih. Ekornya berwarna coklat.

    Beberapa ahli memasukkannya sebagai subjenis dari tikus rumah Rattus rattus (i.e. R. r. argentiventer). Tinjauan terakhir menunjukkan tikus sawah merupakan jenis tersendiri dengan empat anakjenis [1]:

    Rattus argentiventer umbriventer dari Filipina (Cebu, Luzon, Mindanao dan Mindoro) tidak dianalisis, tetapi besar kemungkinan anak jenis tersendiri.

    [sunting] Habitat

    Hewan pengerat ini menyukai persawahan, ladang dan padang rumput, tempat ia memperoleh makanan kesukaannya berupa bulir padi, jagung, atau rumput. Ia membuat sarang di lubang-lubang tanah, di bawah batu, atau di dalam sisa-sisa kayu.

    [sunting] Kepentingan

    Hewan ini adalah jenis hama pengganggu pertanian tanaman utama dan sulit dikendalikan karena ia mampu "belajar" dari tindakan-tindakan yang telah dilakukan sebelumnya. Hewan ini diketahui cerdas dan sering digunakan dalam penelitian perilaku hewan. Pengendalian biasanya dengan pemberian umpan beracun atau pengasapan yang dikombinasi dengan "penggeropyokan". Cara yang dianggap alami adalah dengan menggunakan burung hantu atau ular sawah, namun biasanya dianggap kurang efektif.

    Beberapa masyarakat menjadikan tikus ini sebagai bagian dari menu.





    Kerabat dekat:
    Rumput jarum, Akar wangi, Palmarosa